Wabah Hepatitis Akut Misterius

Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Terdapat lima virus yang telah dikonfirmasi mampu menyebabkan terjadinya hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E. Diperkirakan sekitar 1,1 juta orang dengan hepatitis meninggal setiap tahunnya. Hal tersebut karena 57 % kasus jatuh pada kondisi sirosis hati, dan sekitar 78% kasus berkembang menjadi kanker hati pada orang yang mengalami hepatitis B dan C.

Baru-baru ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022. WHO telah mempublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tanggal 15 April 2022, hingga per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan berita yang dirilis oleh Kementrian Kesehatan RI pada tanggal 01 Mei 2022 mengumumkan bahwa terdapat 3 anak kasus dugaan hepatitis akut misterius ini meninggal dunia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini terjadi pada anak usia 1 bulan hingga 16 tahun. Gejala awal yang dapat ditimbulkan bisa berupa mual, muntah, diare berat, serta demam ringan. Gejala berikutnya berupa air kencing berwarna pekat seperti air teh, warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang, dan bisa saja terjadi penurunan kesadaran. Sehingga, masyarakat perlu mewaspadai apabila anak mengalami gejala-gejala seperti itu dapat segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Penyebab dari penyakit ini masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium telah dilakukan dan tidak ditemukan virus hepatitis A, B, C, D, dan E sebagai penyebabnya. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus yang teridentifikasi sebagai F type 41. Dan pada beberapa kasus ditemukan adanya ko-infeksi dari virus penyebab COVID-19 yaitu SARS-Cov-2. Dalam hal ini WHO dan Kementrian Kesehatan RI masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tes laboratorium sedang berlangsung untuk memahami mekanisme yang mendasari dan hubungan potensial kasus dengan agen infeksi, bahan kimia, dan racun.

Menanggapi penyakit ini, perlu adanya kewaspadaan dengan melakukan pencegahan yang telah direkomendasikan berupa cuci tangan dengan sabun, makanan yang hiegenis, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit, dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Selain itu, perlu menjaga kesehatan saluran pernapasan juga melalui mengurangi mobilitas, menggunakan masker jika bepergian, jaga jarak, dan menghindari keramaian atau kerumunan.

Image source: Alodokter.com
Penulis: Caesario Dava