Vaksin Merah Putih, Stretegi Jangka Panjang Kasus Covid-19 di Indonesia

Indonesia saat ini tengah mengembangkan vaksin Covid-19 buatan lokal. Vaksin ini dinamai vaksin Merah Putih. Bio Farma menjadikan vaksin Merah Putih sebagai strategi jangka panjang penanganan kasus Covid-19 di Indonesia. Tujuan pengembangan vaksin ini guna membangun kemandirian produksi vaksin nasional.

Vaksin merah putih pertama kali dikaji pada Maret 2020. Saat ini Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, bagian dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 tengah menguji coba vaksin Merah Putih. Vaksin Covid-19 buatan Indonesia ini ditargetkan akan selesai pada pertengahan tahun 2021 dan dapat diproduksi massal pada tahun 2022.

“Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 bertujuan untuk membangun kemandirian nasional dalam memproduksi vaksin Covid-19. Jika hasilnya baik, vaksin Merah Putih akan tersedia untuk masyarakat pada tahun 2022,” kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dalam diskusi virtual Polemik Trijaya bertajuk “Menanti Vaksin Covid-19”, Project Integration Management Research and Development Bio Farma Neni Nurainy mengatakan bahwa vaksin Merah Putih buatan lokal akan menjadi strategi jangka panjang dalam menangani kasus Covid-19 di Indonesia.

Sebelumnya, vaksin Sinovac buatan Cina menjadi vaksin yang diandalkan oleh Indonesia. Saat ini, Indonesia tengah melakukan uji klinis tahap terakhir pada vaksin Sinovac. Uji klinis vaksin ini akan dilakukan dengan cara menyuntikannya kepada 1.866 orang relawan. Vaksin Sinovac menjadi strategi jangka pendek penanganan kasus Covid-19.

Meski saat ini kebutuhan vaksin Covid-19 masih dipenuhi oleh vaksin Sinovac, Indonesia tak ingin hanya bergantung pada satu produk saja. Menurut Neni, pandemi ini bisa saja terulang. “Indonesia dengan penduduk 270 juta jiwa harus siap memiliki vaksin sendiri, pengembangan vaksin ini kerja sama dengan Eijkman,” ujarnya.

Melansir dari Tempo.co, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menyampaikan bahwa vaksin Merah Putih buatan dalam negeri diutamakan untuk memenuhi 50 persen kebutuhan vaksin di Indonesia.

Pengembangan vaksin lokal ini diakui telat oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Pemerintah baru membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 pada Maret 2020. Sebelumnya, Cina sudah lebih dulu mengembangkan vaksin yang pengkajiannya dimulai pada Januari 2020. (ARF)