Magelang, akutahu.com - Pengelolaan sampah yang masih belum memadai menjadi salah satu permasalahan Desa Ketundan, Pakis, Magelang. Sampah warga desa biasa hanya dibakar atau dibuang ke sungai dan jurang terdekat sehingga dapat menjadi penyebab pencemaran lingkungan, banjir, hingga berbagai penyakit. Salah satu sampah tersebut adalah minyak jelantah atau minyak bekas pakai.
Pada 03 Agustus 2024, seorang mahasiswa KKN Universitas Diponegoro dari Jurusan Kimia, Aprilia Budiarti, menyerukan solusi penanggulangan sampah minyak jelantah dengan memanfaatkannya menjadi barang bernilai berupa lilin aromaterapi kepada ibu-ibu rumah tangga anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kantor Balai Desa Ketundan, Pakis, Magelang.
Lilin aromaterapi adalah jenis lilin yang diperkaya dengan minyak esensial atau wewangian alami yang dirancang untuk menyebarkan aroma tertentu ketika dibakar. Lilin ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya, tetapi juga memiliki manfaat lain yang terkait dengan aromaterapi. Misalnya; relaksasi dan penghilang stres, meningkatkan mood, meningkatkan kualitas tidur, mengurang bau ruangan yang tidak sedap, dan sebagai dekorasi.
Aprilia Budiarti memberikan edukasi serta pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dalam salah satu program kerja KKN-nya yang berjudul “Sulap Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi”. Ia juga memberikan edukasi bahwa produk lilin aromaterapi yang dihasilkan dapat dijual dan menjadi tambahan penghasilan bagi ibu-ibu rumah tangga Desa Ketundan.
| Pemberian edukasi dan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah serta pembagian hasil produk kepada beberapa ibu rumah tangga Desa Ketundan.
Cara pembuatan yang mudah dan praktis serta alat bahan yang cukup mudah ditemukan cocok untuk diterapkan oleh ibu-ibu rumah tangga di Desa Ketundan, ibu-ibu memberi respon positif dengan banyak bertanya dan diskusi selama pemaparan materi dan pelatihan. Melalui program ini, diharapkan ibu-ibu warga Desa Ketundan semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, sadar bahwa sampah dapat menjadi barang bernilai jual, dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara pembuatan dapat dilihat pada infografis yang dibagikan kepada hadirin acara dibawah ini :
| Infografis yang dibagikan kepada setiap hadirin acara tanggal 03 Agustus 2024, di Kantor Balai Desa Ketundan, Pakis, Magelang
Penulis : Aprilia Budiarti
Editor : Deslina