Magelang, akutahu.com - Sistem pengelolaan sampah yang belum memadai membuat warga Desa Ketundan, Pakis, Magelang yang sebagian besar petani biasa menghadapi sampah dengan dibakar dan/atau dibuang ke sungai atau jurang terdekat sehingga hal ini dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan maupun warga sekitar desa.
Seorang mahasiswi KKN dari Jurusan Kimia Universitas Diponegoro, Aprilia Budiarti, berhasil menemukan solusi menanggulangi masalah pengelolaan sampah Desa Ketundan melalui program kerjanya yang berjudul “Mari Olah Sampah Jadi Pupuk Organik”.
Pupuk organik adalah jenis pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti sisa-sisa tumbuhan, hewan, atau limbah organik. Bahan-bahan ini kemudian diolah melalui proses dekomposisi (atau fermentasi) untuk menghasilkan pupuk yang kaya akan nutrisi bagi tanaman.
Pada 10 Agustus 2024, Aprilia Budiarti memberikan edukasi, demonstrasi, diskusi serta berbagi pengalaman kepada ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) warga Desa Ketundan tentang pengelolaan sampah organik seperti sampah dapur dan sampah pertanian menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan pupuk padat kaya nutrisi. Kegiatan bertempat di Kantor Balai Desa Ketundan, Pakis, Magelang.
| Pemberian edukasi dan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) sekaligus pupuk organik padat dari sampah dapur dan sampah pertanian organik serta pembagian hasil produk kepada beberapa ibu rumah tangga Desa Ketundan.
Bahan dan alat serta cara pembuatan mudah dan praktis sehingga dapat mudah diterapkan oleh ibu-ibu warga desa. Ibu-ibu cukup antusias dengan bertanya dan berbagi pengalaman. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pentingnya pengelolaan sampah dan menjadi pengetahuan baru yang dapat menguntungkan bagi warga Desa Ketundan.
Bahan dan alat serta cara pembuatan dapat dilihat pada infografis dibawah ini:
| Infografis yang dibagikan kepada setiap hadirin acara tanggal 10 Agustus 2024, di Kantor Balai Desa Ketundan, Pakis, Magelang
Penulis : Aprilia Budiarti
Editor : Deslina