Serunya Menjadi Peneliti

Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Sudah banyak yang berubah sejak dinyatakan Indonesia terpapar virus Corona, salah satunya adalah terhentinya kegiatan belajar di sekolah. Novita (16), salah seorang siswa di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, mengisi waktu luangnya dengan menjadi peneliti muda dalam tim Child Led Campaign Wahana Visi Indonesia.

“Untuk mengisi waktu luang kadang saya ikut membantu orang tua di sawah dan membereskan rumah,” kata Novita. Namun, kesibukannya pada Juni-Juli lalu bertambah karena melalui Forum Anak Gandringstar Kabupaten Bengkayang, ia terpilih menjadi peneliti anak.

Novita memulai penelitian pada 10 Juni dengan  melakukan wawancara daring kepada dua orang anak untuk menggali informasi terkait isu anak selama masa pandemi Covid-19. Dari wawancara tersebut ditemukan ada anak yang harus bekerja di kebun sawit untuk memenuhi kebutuhannya di masa pandemi, karena keuangan orang tua yang tidak mencukupi.

Setelah melakukan wawancara, Novita juga berkesempatan bertemu dengan 36 peneliti anak dari berbagai provinsi di Indonesia melalui aplikasi Zoom. “Senang sekali bisa berkenalan dan bertukar informasi secara virtual dengan mereka,” katanya.

Melalui pengalaman ini, Novita tidak kehilangan momen ceria meski tak langsung bertatap muka. “Namun, yang menjadi tantangan adalah jangkauan signal di tempat saya sangat, buruk sehingga saya harus pergi keluar desa agar komunikasi kami lancar,” tuturnya.

Novita mengaku dapat merasakan kesulitan anak-anak yang harus ikut bekerja di masa pandemi ini. “Ada yang memulung, berjualan di pasar, dan dipaksa orangtua untuk membantu di ladang.  Jika menolak, mereka akan dimarahi. Hal itu jelas menempatkan anak dalam situasi yang berisiko terpapar Covid-19 dan kekerasan lainnya,” ujar Novita.

Sebagai tim CLC, Novita dan teman-temannya akan bersuara ke pemerintah, menyampaikan fakta permasalahan anak hasil penelitian dan menyusun rekomendasi agar anak-anak tetap bisa memperoleh haknya di bidang pendidikan, kesehatan dan perlindungan selama masa Covid-19 ini masih mewabah di Indonesia.

Ditulis oleh: Novita (16) Anggota Forum Anak Karya Bhakti (FAKAR)