Perjuangan Arif Zamani Besarkan Sayurbox

Jakarta - Bincang Bisnis bersama IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) di JakTV mengemas pembahasan mengenai bisnis dan eknomi menjadi sangat menarik. Bincang Bisnis kali ini kembali hadir dengan tema Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital. Acara yang dipandu oleh Isnaeni Achdiat, Dewan Pengurus IAI, mengundang Co Founder Sayurbox, Arif Zamani, salah satu tamu istimewa, untuk menceritakan kisah perjuangannya dalam membangun start up yang bergerak di bidang pertanian dan membantu para petani sayur. 

“Sayurbox ini sudah berdiri sekitar 3-4,5 tahun yang lalu” kenang Arif, Rabu (19/6). Dia menceritakan bahwa Sayurbox ini hadir untuk menjawab permasalahan berupa inefisiensi pada pasar. Banyak sayur mayur yang ternyata susah masuk ke pasar.

“Salah satu Founder dan CEO kami, Amanda Cole, pernah punya kebun sayur kale. Permintaannya ada tapi nyatanya pasar susah masuknya” imbuh Arif.

Dia juga menceritakan  banyak komoditas yang punya potensi tinggi, tetapi pasar tidak banyak tahu. “Misalnya, Alpukat NTT. Alpukat ini lebih legit dan berprotein tinggi ketimbang alpukat impor dari Australia karena tumbuh di iklim yang panas. Sayangnya, alpukat ini malah dijadikan pakan sapi bukan dikonsumsi pasar” keluhnya.

Gagalnya komoditas ini ditampung pasar justru menjadi potensi bagi Sayurbox. Apalagi, komoditas ini terkait dengan petani lokal yang perlu ditingkatkan. “Ketika ada masalah seperti itulah start up company bisa berdiri” ujarnya dengan penuh semangat.

Namun, perjalanannya dalam membangun Sayurbox tidaklah mudah, dia menjelaskan harus mengalami jatuh dan bangun memperkenalkannya.

“Kami awalnya tidak punya Website, Sayurbox kami mulai dengan Whatsapp, Instagram. Terus, kami bangun mekanismenya. Lalu kami rekrut tim developer, tim produk, tim development, tim operation” kata Arif

Bisnis digital itu mahal sehingga tim Sayurbox perlu melakukan pengumpulan dana. Pengumpulan dana adalah yang paling sulit mereka lakukan saat itu. “Wah itu susah sekali, sampai berdarah-darah. Untungnya ada sesama co-founder yang pernah bisnis digital, jadi kami ada pengalaman sedikit.” kenang Arif.

Arif dan tim rajin bahkan sempat ke luar negeri untuk mempromosikan model bisnis Sayurbox. “Ya kami akhirnya dapat dana dari luar negeri, tapi hanya sebagian kecil, mayoritas dana sekarang dari lokal” kata Arif dengan penuh syukur.

Belum lagi, Arif dan tim harus menghadapi petani yang sulit untuk diajak bekerjasama. “Mereka umumnya tidak paham teknologi dan pola pikir mereka untuk bisnis ini belum siap” ujarnya.

Kerja keras Arif dan Tim kini berbuah hasil. Kini, mereka sudah mampu merambah pasar Jabodetabek, difasilitasi oleh Kemenkominfo dan Kementerian Desa. Kini, Sayurbox berhasil mendapatkan akses produk seperti buah-buahan dari Majalengka, maupun Sayuran dari Lembang.

“Kami  mendapatkan penyalur sayur dan buah berasal dari seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Maluku dan Papua” kata Arif.