PATBM Untuk Cegah Kekerasan Terhadap Anak di Masa Pandemi

Jakarta, 15/07/21 - Bersama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (Kemen PPPA) meluncurkan Panduan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi COVID-19. Peluncuran tersebut dilangsungkan secara daring melalui kanal Youtube Kemen PPPA pada Selasa (14/7/2021).

PATBM sendiri merupakan program yang digagas oleh Kemen PPPA. Itu berisi gerakan atau jaringan perlindungan anak yang terdapat hingga tingkat kelurahan atau desa. Namun, karena situasi COVID-19, berbagai penyesuaian perlu dilakukan agar PATBM dapat tetap kontekstual dan berjalan dengan baik.

Perlu Diperbaharui

PATBM dapat menjadi salah satu sumbangsih yang dibuat sebagai upaya untuk menangani serta mencegah pandemi COVID-19. Secara umum, buku ini juga diharapkan dapat menjadi pedoman semua pihak dalam upaya memberikan perlindungan terhadap anak.

“Panduan PATBM juga penting untuk mempromosikan berbagai protokol dalam upaya perlindungan anak dari paparan COVID-19 mulai dari tingkat kampung/desa/kelurahan,” ucap Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam acara peluncuran buku tersebut.

PATBM Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi Covid-19 yang baru dirilis ini merupakan jilid kedua. Pembaruan dilakukan setelah Kemen PPPA bersama WVI melakukan Kaji Cepat PATBM pada Masa Pandemi COVID-19 sehingga menghasilkan berbagai rekomendasi yang relevan terkait dengan upaya perlindungan anak di masa pandemi.

"Temuan dari kaji cepat ini digunakan untuk memperbaharui panduan lama untuk menyesuaikan kondisi anak indonesia. Salah satu hasil kajian ini menunjukkan PATBM sangat diperlukan oleh warga dan anak-anak,” lanjut Bintang.

Kerja Sama Lintas Sektor

Mengingat bahwa PATBM merupakan proyek besar, maka kerja sama lintas sektor menjadi bagian yang perlu diwujudkan agar PATBM dapat terlaksana dengan maksimal. Para aktivis, kader, hingga relawan PATBM memegang peran strategis dalam mengimplementasikan beragam rencana yang tertuang dalam PATBM.

Begitu pula dengan masyarakat dan secara khusus yakni para orang tua dan keluarga yang memegang peran utama dalam melakukan pendampingan kepada anak. Keadaan pandemi COVID-19 yang masih terjadi hingga saat ini menutut orang tua dan masyarakat untuk dapat menyesuaikan diri. Berbagai perubahan jika tidak dikelola dengan baik, berpotensi menghasilkan dampak buruk kepada anak, salah satunya menimbulkan kekerasan terhadap anak.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh CEO & Direktur Nasional WVI Angelina Theodora, bahwa, “dibutuhkan keterlibatan semua pihak termasuk pemerintah, lembaga kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh adat, warga dan anak sendiri untuk bersama memberikan perlindungan terbaik untuk anak. Kami berharap kehadiran panduan PATBM ini dapat mendukung upaya perlindungan anak yang lebih baik lagi oleh kita semua.”

Acara peluncuran buku juga dihadiri oleh perwakilan PATBM di daerah. Salah satunya adalah Willy yang merupakan perwakilan PATBM Manokwari, Papua Barat. Ia mengajak masyarakat untuk dapat melakukan pendampingan anak secara maksimal terutama di masa sulit seperti saat ini.

“Tubuh kembang anak menjadi perhatian seluruh sektoral yang ada. Kami berjalan dengan hati. Anak-anak membutuhkan kasih sayang dan komunikasi yang baik. Kami harus jadi sahabat, jadi teman, jadi kakak, jadi om untuk membuat mereka (anak-anak) lebih nyaman,” tutup Willy.

(Jacko Ryan)