Melihat Program Kampus Mengajar Angkatan ke-2 Dari Kabupaten Kerinci

Sejak diluncurkannya kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, Kemdikbudristek membuat berbagai program guna mendukung kebijakan tersebut. Salah satunya adalah Program Kampus Mengajar yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang disiplin ilmu atau jurusan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah – sekolah, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar. Program ini telah dilaksanakan sejak awal tahun 2021 yang lalu bertepatan saat dunia masih berjuang menanggulangi pandemi Covid-19. Dapat dikatakan bahwa program ini merupakan bantuan pemerintah ke sekolah-sekolah untuk melancarkan proses pembelajaran. Bantuan itu tidak dalam bentuk uang, namun tenaga yang dikirim oleh pemerintah. Melalui Program Kampus Mengajar mahasiswa membantu sekolah memberikan kesempatan belajar secara optimal kepada semua peserta didik, khususnya selama pandemi. Di sini para mahasiswa berkolaborasi dengan pihak sekolah dan guru-guru di bawah bimbingan guru pamong dan juga Dosen Pendamping Lapangan.

Sebagai bentuk dukungan terhadap Program Kampus Mengajar, Direktorat Sekolah Dasar, Kemdikbudristek melaksanakan Pendampingan Program Kampus Mengajar Angkatan 2 yang tersebar di 34 kabupaten/kota di Indonesia. Peserta yang dilibatkan dalam Pendampingan Program Kampus Mengajar Angakatan 2 ini berasal dari sekolah dasar yang Terakreditasi C atau Tidak Terakreditasi (TT). Mulai dari kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, peserta didik dan mahasiswa. Tujuan pendampingan ini adalah 1) melaksanakan pendampingan secara langsung di sekolah sasaran Kampus Mengajar, 2) memotret praktik baik pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angakatan 2, 3) mendapat saran dan evaluasi terkait pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angakatan 2, dan 4) mendapatkan masukan untuk Program Kampus Mengajar selanjutnya. Kegiatan pendampingan dilaksanakan November sampai dengan Desember 2021.

 

Kampus Mengajar Sangat Bermanfaat

Salah satu kabupaten yang ikut dalam Pendampingan Program Kampus Mengajar Angkatan 2 ini adalah Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Terdapat 7 (tujuh) sekolah sasaran yang mendapat bantuan mahasiswa dari program ini. Kepala Seksi Kurikulum, Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci, Saprel mengatakan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci sangat menyambut gembira Program Kampus Mengajar, sebab kegiatan belajar dan mengajar di sekolah semakin bergairah, serta kegiatan ekstrakurikuler juga dilaksanakan dan lebih beragam, khususnya di masa pandemi. Saprel mengharapkan, kedepannya kuota sekolah sasaran yang mendapat bantuan mahasiswa Program Kampus Mengajar di Kabupaten Kerinci ditambah, dan berpesan kepada adik-adik mahasiswa agar tetap menjunjung tinggi nilai budaya dan moral bangsa Indonesia, yakni “datang tampak muka, pulang tampak punggung” artinya ketika datang dan pergi berkunjung ataupun bertamu ke suatu tempat harus dengan cara yang baik dan sopan. Tidak lupa, mewakili Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci, Saprel mengucapkan terima kasih kepada Kemdikbudristek, dan juga kepada universitas yang telah mengizikan mahasiswanya mengikuti Program Kampus Mengajar.

Pada kesempatan yang sama, Rakson selaku Kepala Sekolah SD 191/111 Koto Cayo menjelaskan bahwa Program Kampus Mengajar perlu dibenahi terkait sosialisasi informasi Kampus Mengajar kepada dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, komite, serta para guru. Dengan informasi yang baik, maka akan terjalin komunikasi baik. Sehingga memberikan dampak positif pada peningkatkan kualitas Program Kampus Mengajar, sekaligus peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, ungkap Rakson.

Sebagai guru yang langsung berkolaborasi dengan para mahasiswa di sekolah, Oli Kartini dari SDN 108 Koto Mudik, menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa Kampus Mengajar di sekolahnya sangat membatu guru-guru dalam membuat serta mempersiapkan berbagai kelengkapan administrasi, bahan, alat dan media pembelajaran. Mulai dari materi pembelajaran, hingga bahan presentasi dalam bentuk power point. Terutama di masa pandemi ini kehadiran mahasiswa Program Kampus Mengajar di sekolah sangat dirasakan oleh para guru. Yang mana kita ketahui bersama, bahwa selama pandemi telah telah terjadi learning loss, hingga perubahan pada sistem pembelajaran dari luring menjadi daring. Tentu ini bukan hal mudah bagi para guru untuk mengikuti serta menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang ada. Kondisi saat ini sangat menyulitkan bagi para guru. Khususnya guru-guru senior, gagap teknologi ataupun guru-guru yang memang sama sekali tidak memiliki perangkat, seperti laptop atau personal computer. Sementara adik-adik mahasiswa ini, masing-masing memiliki laptop dan sudah mahir menggunakannya. Jadi kehadiran para mahasiswa Program Kampus Mengajar di sekolah memberikan semangat yang baru bagi para guru untuk mengajar, serta memotivasi para guru dan mahasiswa untuk terus berinovasi dalam memberikan pembelajaran yang baik dan berkualitas kepada siswa. Kartini menambahkan, bahwa adik-adik mahasiswa kurang fokus dalam melaksanakan Program Kampus Mengajar, karena masih terikat dengan jadwal dan tugas kuliah, tukas Kartini.

 

Konversi Nilai Mahasiswa Harus di Perhatikan 

Sejalan dengan hal tersebut, Viona Alda Amelinda mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas PGRI Sumatera Barat, mengajar di SD 191/III Koto Cayo, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi membenarkan bahwa dirinya dan teman-teman mahasiswa lainnya sulit fokus melaksanakan Program Kampus Mengajar, sebab mereka masih dibebankan perkuliahan serta berbagai tugas-tugas seperti biasa. Khususnya untuk mata kuliah yang tidak dikonversikan ke dalam SKS Program Kampus Mengajar. Akibatnya mahasiswa sering minta izin kepada kepala sekolah maupun guru agar bisa mengikuti perkuliahan. Pada hal jadwal kegiatan Program Kampus Mengajar di sekolah sudah dijadwalkan dengan baik. Sehingga mahasiswa mendapat penilaian kurang baik dari pihak sekolah, dianggap kurang serius melaksanakan tugas mengajar. Viona menambahkan kualitas dan kuantitas komunikasi antara Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dengan pihak sekolah tempat mereka ditugaskan serta mahasiswa sangat rendah. Tidak heran, bila antara DPL dan pihak sekolah terjadi miskomunikasi serta tidak saling mengenal. Mahasiswa juga mengalami kesulitan untuk konsultasi dengan Dosen Pembimbing Lapangannya. Bagaimanapun para mahasiswa sangat membutuhkan arahan, masukan, saran, maupun bimbingan dari DPL dalam melaksanakan Program Kampus Mengajar terutama saat menyusunan laporan, dan membuat program mengajar di sekolah, beber Viona. Oleh sebab itu komunikasi dan kerja sama yang baik antara universitas dengan Kemdikbudristek sangat diharapkan, agar kedepannya Program Kampus Mengajar lebih baik. Universitas dan Kemdikbudtistek harus memperhatikan konversi nilai SKS mahasiswa. Jangan sampai merugikan mahasiswa yang mengikuti Program Kampus Mengajar ini, timpal Utami mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Jambi yang ditempatkan di SDN 197/III Kemantan Kebalai, Kabupaten Kerinci itu.

 

Praktek Baik Program Kampus Mengajar

Program Kampus Mengajar merupakan kesempatan baik bagi para mahasiswa menggali dan mengembangkan hard skill maupun soft skill mereka. Di sekolah sasaran, tempat mereka ditugaskan kemampuan dan keterampilannya terus dilatih, dikembangkan, dan langsung diaplikasikan. Misalnya di SDN 197/III Kemantan Kebalai, Kab. Kerinci masih banyak peserta didik kurang mampu membaca dan berhitung. Melalui Program Kampus Mengajar para mahasiswa membuat program kegiatan, yakni membiasakan seluruh peserta didik membaca dan berhitung setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Untuk menambah wawasan kelokalan serta memperkuat jati diri para peserta didik, mereka diperkenalkan dan belajar sistem perekonomian masyarakat di desanya. Para peserta didik dibawa langsung ke sawah, di sana mereka belajar dan bermain bersama. Cara ini mampu memotivasi mereka belajar secara bersama-sama dan juga mampu membuat mereka semankin mencintai dan memahami desanya. Tidak hanya itu, untuk memperlancar pembelajaran selama pandemi mahasiswa Program Kampus Mengajar juga memperkenalkan berbagai aplikasi atau platform pembelajaran daring, seperti zoom, Kahoot, dan Wordwall kepada siswa dan juga para guru di sana. Dengan demikian kebutuhan pembelajaran secara online terpenuhi. Para mahasiswa Program Kampus Mengajar tidak hanya mengajar, berkolaborasi membantu para guru, namun para mahasiswa juga memberikan bantuan administrasi kepada sekolah karena kekurangan tenaga baik untuk urusan Tata Usaha maupun akreditasi sekolah. Atas dasar praktek baik dan berbagai manfaat yang dirasakan oleh sekolah-sekolah, maka saat ini Kampus Mengajar Angakatan ke-3 dilaksanakan kembali***

Untuk layanaan informasi public, sahabat Kemdikbudristek dapat mengunjungi laman Direktorat SD ditpsd.kemdkbud.go.id, kemdikbud.go.id, dan kampusmerdeka.kemdikbud.go.id, serta di akun media sosial Facebook: Direktorat Sekolah Dasar; YouTube: ditpsdtv; InstaGram: ditpsd; Twitter: Direktorat Sekolah Dasar; dan Instagram: kampusmengajar.        

Oleh: Linda Efaria