KKN Online Jadi Solusi Di Tengah Pandemi

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan tiap tahunnya oleh mahasiswa perguruan tinggi. Kegiatan ini biasa berlangsung selama satu bulan hingga dua bulan lamanya. KKN ini telah dilaksanakan sejak tahun 1950 dengan sebutan gerakan turun ke bawah alias turba.

Lalu apa jadinya jika pada saat pandemi COVID-19 KKN tetap harus dilaksanakan? Tentu banyak aspek kehidupan yang mengalami imbas buruk dari adanya virus corona ini, baik dari segi ekonomi, kesehatan, dan juga pendidikan. Oleh karena itu pendidikan Indonesia akhir-akhir ini dituntut untuk bergerak dinamis mengikuti perubahan yang cepat pada era pandemi ini. Sejak pandemi COVID-19 diumumkan masuk sebagai krisis kesehatan dunia oleh WHO (World Health Organization). Pendidikan Indonesia cukup bergerak sangat cepat, mulai dari pembelajaran daring, hingga adanya KKN online.

Salah satu perguruan tinggi yang melaksanakan KKN online ialah Universitas Trunojoyo Madura. Pihak rektorat dan jajarannya seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura (LPPM UTM) berinisiatif untuk tetap melaksanakan KKN jarak jauh. Teknis dari kegiatan pengabdia LPPM UTM ini juga cukup unik karena berbeda dari KKN pada tahun-tahun sebelumnya. Para mahasiswa tidak bertemu satu sama lain. Melainkan hanya mengandalkan komunikasi daring. Senin (29/6/2020) kemarin Universitas Trunojoyo Madura melepas 1.836 mahasiswa untuk mengikuti kegiatan KKN daring ini.

Mita Dewi Puspita dari Fakultas Hukum salah satunya. Ia menjalankan program pengabdian ini di rumahnya yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur. Sejumlah program telah Mita rancang hingga akhir pengabdian ini. Program kerja yang ia rencanakan diantaranya, ialah pembagian masker kepada masyarakat yang belum menggunakannya, membuat cairan disinfektan dan diberikan kepada masjid agar dapat dipergunakan untuk membersihkan ruangan masjid pada saat sebelum maupun sesudah beribadah, dan melakukan sosialisasi adaptasi kebiasaan baru pasca pandemi COVID-19.

“saya berfikir kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui metode daring ini dapat menjadi pioneer perubahan di era globalisasi. Saya sangat optimis perubahan kecil ini akan menjadi kebiasaan baru dimasa depan pendidikan Indonesia,” ujar Mita.

Penulis: Alief Dermawan Tanzil

Editor: Yusnaeni