Kembali Erupsi, Debu Gunung Merapi Tutupi Candi Borobudur

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa Gunung Merapi kembali mengalami erupsi. Hal ini berlangsung sejak hari Minggu, 21 Juni 2020. Menurut laporan BPPTKG, tinggi asap yang keluar dari kawah Gunung Merapi mencapai 6.000 meter atau 6 kilometer.

 

"Teramati tinggi kolom erupsi ± 6.000 meter dari puncak," lapor BPPTKG melalui akun Twitternya pada hari Minggu kemarin.

 

Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Status Gunung Merapi berada pada Level II, yaitu ‘Waspada’.

 

Banyaknya abu yang diakibatkan oleh erupsi ini, serta dikombinasikan dengan adanya hujan, mengakibatkan permukaan Candi Borobudur tertselimuti lapisan abu.

 

Petugas Balai Konservasi pun membersihkannya mulai Senin kemarin (22/06/2020). Candi Borobudur merupakan salah satu bangunan bersejarah kebanggaan Indonesia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.

 

Ketua Seksi Konservasi Balai Konservasi Borobudur, Yudi Suharsono, mengungkapkan bahwa sekitar 40 Petugas Balai Konservasi melakukan pembersihan lapisan abu vulkanik yang menempel di Candi Borobudur. Petugas Balai Konservasi juga mendapat bantuan dari anggota Komando Rayon Militer dan Kepolisian Sektor setempat.

 

Erupsi yang mencapai kawasan candi tersebut akhirnya menimbulkan suatu lapisan abu sekitar satu milimeter. Lapisan tipis tersebut sulit dibersihkan karena pada Minggu malam turun hujan. "Kebetulan semalam terjadi hujan yang tidak begitu deras sehingga abunya lengket sehingga harus lebih teliti dalam membersihkannya. Kalau masih kering enak membersihkannya atau hujan deras sekalian biasa langsung bersih," begitu ujar Yudi.

 

Ia menjelaskan bahwa Petugas Balai Konservasi menggunakan dua metode untuk membersihkan debu atau abu vulkanik itu,  yaitu dengan alat hisap dan penyemprotan air.

 

Pertama, Candi Borobudur dibersihkan menggunakan sikat atau alat isap untuk membersihkan abu yang menempel pada bagian-bagian candi yang sulit dijangkau, seperti stupa. Yang kedua, para petugas menyemprotkan air ke bangunan candi.

 

Lapisan Abu ini segera dibersihkan karena khawatir dapat merusak bahan candi tersebut. Menurut Yudi, tingkat keasaman abu vulkanik yang cukup tinggi menyebabkan pelapukan pada batu candi jika dibiarkan terlalu lama. "Maka dampak hujan abu Merapi kemarin harus cepat kami tangani dengan semaksimal mungkin dan diharapkan dalam pekan ini sudah bisa selesai semua pembersihannya," ujar Yudi, "Hari ini mungkin ada lima hingga enam orang untuk mulai membersihkan candi. Tenaga terbatas karena ini hari libur dan nanti akan kita kondisikan lagi."

 

Erupsi Gunung Merapi sendiri mulai terjadi mulai jam 09.13 pagi waktu setempat. Erupsi tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik. "Arah angin saat erupsi ke barat," menurut BPPTKG.(ahn/nab)

sumber gambar: 
Siaran Pers Kronologi Letusan Gunung Merapi tanggal 21 Juni 2020