Israel Kembali Membombardir
Israel kembali membombardir negara–negara Timur Tengah. Gaza, Libanon, Syria, Qatar, dan Yaman kembali menjadi korban serangan Israel mulai dari tanggal 8 hingga 10 September 2025.
Yaman diserang sebanyak 2 kali oleh Israel dalam waktu berdekatan:
28 Agustus 2025
Serangan menargetkan petinggi-petinggi Houthi (salah satu partai politik di Yaman) yang berada di Sanaa, Yaman. Perdana Menteri Houthi, Ahmed Al-Rahawi dan menteri-menteri Houthi menjadi korban jiwa serangan ini.
10 September 2025
Menargetkan ibu kota Sanaa, pangkalan militer milik Houthi, hingga provinsi Al-Hazm. Dalam operasi ringing bells sebanyak 35 jiwa meninggal dan 141 terluka.
Palestina kembali dibombardir oleh Israel dari Senin, 8 September 2025.
Pada 11 September 2025, Israel membombardir gedung 7 lantai yang digunakan sebagai tempat tinggal.
150 jiwa meninggal, 2 di antaranya adalah anak-anak.
540 luka-luka.
Serangan ini menambah angka warga yang terusir tanpa tempat tinggal. Disinyalir bombardir kali ini untuk mengokohkan pendudukan Gaza dan Tepi Barat oleh Israel.
Selain itu, kapal utama armada bantuan Gaza dilaporkan diserang saat berlabuh di Pelabuhan Sidi Bou Said. Dilaporkan tidak ada korban jiwa, semua kru dan aktivis selamat.
Berdasarkan laporan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR):
Pesawat tempur Israel membombardir pangkalan udara di Homs dan Barak dekat Latakia.
Israel menggelar ratusan operasi militer, menyerang situs militer dan infrastruktur Syria sejak Presiden Bashar Al-Assad pergi pada Desember 2024.
Data serangan:
86 serangan udara,
11 serangan darat,
135 situs rusak,
61 jiwa meninggal,
hampir 100 serangan dilancarkan sepanjang 2025.
Israel juga memperkokoh presensinya di dataran tinggi Golan dengan mengambil zona demiliterisasi, yang melanggar perjanjian pelepasan Syria–Israel 1974.
Qatar, sebagai negara tuan rumah negosiasi Hamas, Israel, dan Amerika Serikat, menjadi target serangan Israel untuk pertama kalinya.
Israel mengonfirmasi serangan menghantam kompleks di daerah West Bay Lagoon (Teluk Barat), tempat tinggal sipil Qatar dan asing, kedutaan besar asing, sekolah, hingga pasar swalayan.
Serangan ini menargetkan kepemimpinan HAMAS yang diminta hadir di Qatar oleh Amerika Serikat.