Indonesia Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB Kedua Kalinya!

Setelah bulan Mei 2019 lalu Indonesia menjadi Presidensi di DK PBB, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan Indonesia kembali terpilih menjadi Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk kedua kalinya.

 

Indonesia akan mengusung tema Advancing Sustainable Peace atau Memajukan Perdamaian yang Abadi pada Presiden DK PBB 2020.

 

Agustus ini menjadi bulan spesial bagi Indonesia pada Agustus ini Indonesia memegang presidensi di DK PBB, ini adalah presidensi Indonesia yang kedua setelah Mei 2019 kita memegang presidensi DK PBB dengan tema investing in peace atau menabur benih perdamaian, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Kamis (23/7).

 

Retno mengatakan Indonesia ingin memajukan perdamaian di tengah pandemi virus Corona (COVID-19).

 

Presidensi Indonesia tahun ini ingin menekankan bahwa pada saat hampir semua energi dan perhatian kita terpusat pada upaya penanganan pandemi membuat kita tidak lupa memajukan perdamaian, karena perdamaian tetap merupakan prasyarat utama bagi kesuksesan kita menangani pandemi dan percepatan pemulihan ekonomi.

 

Retno memaparkan tahun ini Indonesia akan melaksanakan tiga kegiatan utama. Selain itu, Indonesia akan memimpin setidaknya 14 pertemuan yang membahas upaya perdamaian di berbagai belahan dunia.

 

3 kegiatan utama yang akan dilaksanakan, yaitu:

  1. Meeting on the Linkage of Counter Terrorism and Organized Crimes.

Diselenggarakan pada 6 Agustus 2020. Pertemuan ini akan membahas laporan perdana Sekjen PBB mengenai penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas batas

  1. Meeting on Pandemic and the Challenges of Sustaining Peace.

Diselenggarakan pada 12 Agustus 2020. Pertemuan ini dimaksudkan untuk menyatukan langkah keamanan DK PBB dalam menjaga perdamaian di tengah pandemi.

  1. Area Formula of Cyber and Protection of Civilian.

Diselenggarakan pada 26 Agustus 2020. Pertemuan ini akan memberikan perhatian khusus terhadap isu ini, karena semakin maraknya serangan siber kepada infrastruktur sipil, seperti rumah sakit dan bandara, termasuk di masa pandemi.

Target Indonesia meliputi meliputi penanggulangan terorisme, khususnya isu persekusi, rehabilitasi dan reintegrasi (PRR), serta perdamaian perempuan.

 

Indonesia juga akan memimpin pertemuan yang membahas upaya perdamaian di berbagai belahan dunia seperti Palestina, Suriah, Yaman, Lebanon, Somalia, Korea Utara, Kenya, Guinea Bissau, dan laporan strategis mengenai ISIS. Termasuk juga pertemuan yang membahas perpanjangan mandat misi perdamaian di Lebanon atau UNIFIL, dan di Somalia atau UNSOM.

 

Indonesia akan mengupayakan dua outcome DK PBB terkait dengan penanggulangan terorisme khususnya isu prosekusi, rehabilitasi, dan reintegrasi atau prosecution, rehabilitation, and reintergation (PRR).

 

Indonesia juga ingin mendorong peningkatan jumlah women peace diverse, serta mendorong implementasi integrasi perspektif gender dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB.

 

yhn/nab