5 Dampak Buruk Multitasking Terhadap Otak, Bisa Bikin Stres

Bagi sebagian orang, menyelesaikan pekerjaan secara multitasking (mengerjakan dua pekerjaan atau lebih dalam waktu bersamaan) akan menghemat lebih banyak waktu saat bekerja. Walaupun terlihat lebih keren dan mengurangi kebosanan, multitasking ternyata memiliki pengaruh buruk dan bisa menghambat produktivitas seseorang. Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa multitasking sebaiknya tidak sering dilakukan karena dapat menggganggu kinerja otak. Dilansir dari Harvard Health Publishing, banyak orang merasa bangga jika mengerjakan beberapa tugas di waktu yang bersamaan, padahal itu bisa menyebabkan kerugian yang besar. Dr. Paul Hammerness dan Margaret Moore sebagai penulis buku yang berjudul "Organize Your Mind, Organize Your Life" mengungkapkan bahwa multitasking membuat seseorang akan kehilangan informasi penting. Dengan bekerja secara multitasking, seseorang akan cenderung tidak menyimpan informasi di memori otak dan bisa menghambat perkembangan kreativitas atau bagaimana cara memecahkan suatu masalah. Daripada mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus namun tidak mendapatkan hasil maka Dr. Paul Hammerness dan Margaret Moore menyarankan untuk fokus dan memberikan perhatian penuh terhadap satu pekerjaan yang ada. Dengan fokus pada satu hal saja, akan membantu seseorang untuk mengerjakan satu pekerjaan itu dengan baik dan mengurangi sedikit kesalahan.

Selain mengganggu kinerja otak, multitasking memiliki dampak buruk lainnya yang bisa mengganggu produktivitas seseorang. Mari simak uraian singkat di bawah ini.

  1. Lebih Merasa Stres dan Denyut Jantung Tinggi

Dikutip dari Hello Sehat berdasarkan peneliti University of California Irvine melakukan eksperimen dengan karyawan yang seringkali mengecek surel secara terus-menerus. Denyut jantung yang didapat dari karyawan tersebut meningkat bahkan tingkat stresnya pun juga tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan karyawan yang tidak sering mengakses surel. Penyebab stres dan denyut jantung yang tinggi karena seseorang terlalu banyak menyerap informasi yang sulit dicerna oleh otak. Apalagi jika terlalu lama mengalami stres akan menyebabkan stres kronis.

 

  1. Pekerjaan Menjadi Tidak Produktif dan Kurang Efisien

Satu pekerjaan saja memerlukan tingkat fokus yang lebih, apalagi mengerjakan dua pekerjaan atau lebih secara bersamaan. Dengan mengerjakan secara bersamaan akan membuat kinerja otak menjadi lambat karena otak akan mengalami kebingungan sendiri. Misalnya, sesorang harus membalas surel dan menelpon temannya dalam waktu bersamaan, maka otak akan akan kesulitan untuk fokus pada satu hal yang sama. Hal ini juga dapat menyebabkan seseorang lebih rentan melakukan kesalahan karena sulit untuk melakukan pekerjaan secara sekaligus.

 

  1. Cenderung kehilangan momen penting

Ketika seseorang mengerjakan dua hal dalam waktu yang sama, akan cenderung tidak memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, seseorang sedang mengecek surel pekerjaan dan sedang mengobrol dengan temannya. Seseorang itu akan cenderung kehilangan momen dan peristiwa penting yang mungkin terlewat di depannya. Bahkan gangguan dari pergantian mengerjakan satu hal ke hal lainnya akan membuat daya ingat semakin melemah.

 

  1. Skor IQ Menjadi Turun

Dikutip dari Liputan 6, menurut studi University of London mengungkapkan bahwa seseorang yang melakukan multitasking bisa menyebabkan penururan skor IQ sebanyak 15 poin.

 

  1. Terhambatnya Perkembangan Kreativitas

Seseorang yang melakukan multitasking akan kesulitan mengembangkan ide-ide baru karena kesulitan fokus pada satu hal. Dilansir dari Kompas, dalam studi Harvard Business Review mengungkapkan bahwa kreativitas seseorang akan jauh lebih menurun dibandingkan dengan seseorang yang fokus pada satu pekerjaan saja.

(image source: bsoinvest.com, Penulis: Riva Destira Ramadhani)