Sepeda yang Laris Manis di Tengah Pandemi

Ditengah pemberlakuan PSBB, penggunaan kendaraan umum seperti kereta, bus, dan kapal laut dibatasi oleh pemerintah. Tidak hanya kendaraan umum, pengguna kendaraan pribadi pun diminta untuk menjaga kesehatan mereka dengan sejumlah peraturan baru. Salah satu alternatif berkendara yang kini dipilih oleh masyarakat adalah bersepeda.

Dikutip dari Outside Online (13/5/2020), bisnis toko sepeda makin booming di tengah pandemi Corona virus. Selain pembelian sepeda baru, masyarakat juga tertarik untuk mereparasi sepeda lama mereka agar bisa digunakan sehari-hari. William Gozali, Brand Director dari PT Insera Sena mengungkapkan bahwa kenaikan penjualan mencapai 20-25%. Saking tingginya minat masyarakat, beberapa toko sepeda mengaku kewalahan dalam melayani permintaan konsumen, dimana biasanya sepeda sudah siap dalam dua hari, kini proses reparasi dapat memakan waktu satu setengah bulan.

Kenaikan penggunaan sepeda bukan hanya karena terbatasnya moda transportasi. Jalanan yang lebih sepi semenjak pemberlakuan PSBB juga menjadi motivasi orang-orang untuk berani menggoes sepedanya di jalan raya. Hal ini juga didukung dengan tersedianya jalur khusus sepeda di kawasan perkotaan yang mempermudah para pengguna sepeda dalam berkendara.

Bersepeda menjadi olahraga pilihan juga karena manfaatnya pada kesehatan mental dan fisik. Menggunakan sepeda dapat mengurangi stres, rasa bosan karena berdiam rumah terus, serta menjadi sarana olahraga yang praktis dan menghibur. Sesuai tinjauan Dr. Tania Savitri, bersepeda memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik, diataranya yakni mengendalikan berat badan, meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi otot tubuh, serta mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Namun, perlu diingat bahwa bersepeda bukanlah alasan untuk melanggar peraturan social distancing. Menurut Dr. Andhika Raspati, jarak yang dianjurkan antar pengguna sepeda dalam satu jalur adalah dua puluh meter, dimana pengguna sepeda juga harus waspada terhadap jarak mereka dengan kendaraan dan pejalan kaki. Dr. Andhika juga menghimbau masyarakat untuk melakukan olahraga secara mandiri dan tidak janjian dengan teman di luar. Sementara untuk penggunaan masker, pengguna sepeda diperbolehkan untuk melepas masker jika memang perlu, karena dapat menimbulkan efek yang lebih berbahaya bagi pernapasan. Namun hal tersebut hanya boleh dilakukan jika masyarakat bersepeda dengan jarak yang dianjurkan selama social distancing. (cpr/nab)

Referensi

 

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/03/163500865/banyak-yang-mulai-melirik-sepeda-transportasi-aman-selama-pandemi-covid-19?page=3

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20200415195429-178-493938/manfaat-bersepeda-di-tengah-wfh-dan-psbb

https://industri.kontan.co.id/news/kiat-pebisnis-sepeda-tetap-melaju-saat-wabah-covid-19

https://www.mainsepeda.com/r/1716/selama-psbb-boleh-gowes-asal-secara-mandiri-dan-di-sekitar-tempat-tinggal

https://www.outsideonline.com/2412755/more-people-cycling-coronavirus-pandemic

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/manfaat-bersepeda-bagi-kesehatan/

Sumber Ilustrasi: Polygon Bikes