Ramainya CFD Jakarta Disorot Berbagai Pihak

Keramaian pelaksanaan Car Free Day (CFD) pertama setelah ditiadakan selama 3 bulan tengah menjadi perbincangan. Netizen bahkan menyindir keramaian CFD sebagai ‘Corona Free Day’, dikarenakan tingginya resiko penularan virus pada situasi seperti itu.

 

Juru bicara untuk penanggulangan virus Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan hasil pantauannya terhadap kegiatan tersebut.

 

“Masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa physical distancing penting,” kata Yurianto pada Minggu (21/6), seperti dilansir dari detik.com.

 

Ia menyebutkan bahwa physical distancing masih sering diabaikan oleh banyak orang, meski sudah cukup banyak yang menggunakan masker. Yurianto berharap kalau hal ini dijadikan bahan evaluasi.

 

Fraksi NasDem DPRD DKI pun mempunyai pendapat yang serupa dengan Yurianto. "NasDem meminta Pemprov DKI segera melakukan evaluasi dan penyempurnaan serta pengetatan agar CFD berikutnya bisa aman dan sehat untuk warga DKI," ujar Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino pada Minggu (21/6).

 

Fraksi lain juga turut berkomentar tentang kegiatan tersebut. Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meminta Pemprov untuk memastikan bahwa warga yang mengikuti kegiatan mampu menerapkan protokol kesehatan.

 

Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan mengevaluasi pelaksanaan CFD pada malam ini (22/6).

 

"Nanti malam kita akan evaluasi HBKB (Hari Bebas Kendaraan Bermotor). Dari situ kita akan kabarkan apa yang akan dikerjakan," terang Anies.

 

Evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh, termasuk membahas tentang kerumunan warga yang terjadi di CFD.

 

“Termasuk seperti kegiatan HBKB kemarin, kita akan review hari ini, dan kemudian dikumpulkan datanya, tentang berapa yang datang, dan lain-lain,” ujarnya.

 

Dari hasil evaluasi tersebut, pemerintah akan memutuskan bagaimana pelaksanaan CFD yang selanjutnya. Anies memastikan akan melakukan perbaikan untuk meminimalkan kerumunan masyarakat di ruang publik.

 

Pada Minggu pagi (21/6), sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin terlihat dipenuhi oleh warga yang berlari maupun bersepeda. Meski CFD Sudirman-Thamrin sudah mulai kembali, para pedagang belum diperbolehkan berjualan untuk meminimalisir kerumunan.

 

Di awal, Pemprov DKI telah menerapkan beberapa aturan mengenai pelaksanaan CFD, termasuk aturan yang melarang anak-anak di bawah usia 9 tahun untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sayangnya, masih ditemukan warga yang tidak mematuhi aturan tersebut.

 

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan bahwa pihaknya sudah berulang kali menghimbau dan melarang warga untuk membawa anak di bawah usia 9 tahun ke CFD.

 

"Tapi ada juga satu, dua yang lolos dan tentu kembali lagi pada saat ini kami mengimbau kepada warga yang akan beraktivitas di HBKB agar tidak membawa anak kecil," kata Syafrin.

 

Adapun sebanyak 500 personel Satpol PP bersiaga untuk memantau kegiatan selama CFD dan mendisiplinkan warga yang tidak menerapkan pedoman protokol kesehatan.

 

Warga yang beraktivitas di area CFD wajib memakai masker, membawa cadangan masker, tisu kering dan basah, alat pembayaran non-tunai, hand sanitizer, botol minum, serta kantong plastik.

 

Bagi warga yang tidak menggunakan masker, mereka akan dikenai sanksi sebesar Rp250.000. (tsm/nab)