Ponsel dan Internet Gratis Guna Dukung Pelajar Ikuti PJJ

Pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada Maret 2020 lalu tak kunjung usai. Guna memutus rantai penyebaran virus ini, pemerintah membuat kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi seluruh sekolah di Indonesia. Sayangnya, masih banyak pelajar yang kesulitan mengikuti PJJ karena keterbatasan ponsel dan akses internet. Bantuan bagi pelajar pun banyak digalang oleh berbagai pihak guna mendukung mereka mengikuti PJJ dengan baik.

Keputusan pemerintah untuk mengalihkan kegiatan pembelajaran yang semula dilakukan secara luring (tatap muka) menjadi daring merupakan bentuk langkah preventif. Pemerintah tidak ingin kegiatan belajar tatap muka di sekolah memperluas penyebaran virus Covid-19. Hal ini kemudian dipertegas pada Peraturan Pemerintah (PP) no. 21 tahun 2020 dan Permenkes 9 tahun 2020 tentang pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Bagi sebagian orang mungkin hal ini bukan menjadi permasalah besar. Kebanyakan orang termasuk pelajar kini sudah memiliki ponsel pintarnya sendiri. Bagi mereka, ponsel pintar bukan lagi menjadi barang mewah, melainkan suatu kebutuhan. Namun, bagaimana dengan sebagian lainnya?

Di masa dengan serba-serbi kecanggihan teknologi seperti saat ini, masih ada orang yang kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring. Keterbatasan perangkat seperti ponsel pintar masih banyak dialami sejumlah pelajar dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.

Umi Faoziah, salah seorang guru sekolah dasar yang mengajar di wilayah Bogor bercerita, “Seorang murid saya ada yang kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan sistem online. Kasusnya karena keterbatasan ekonomi, ditambah saat ini ia tinggal dengan neneknya yang juga tidak mengerti internet. Setiap hari dia pinjem HP sepupunya, jadi sering sekali terlambat mengumpulkan tugas,” tuturnya.

Berangkat dari kejadian serupa yang dialami oleh banyak pelajar di Indonesia termasuk di kota-kota besar, banyak orang tergerak menggalang bantuan untuk membantu pelajar mengikuti PJJ secara daring dengan baik. Salah satunya ialah gerakan “Ponsel Pintar untuk Pelajar” yang diinisiasi oleh sejumlah jurnalis media nasional yang tergabung dalam Wartawan Lintas Media.

Mereka menggalang donasi berupa ponsel bekas yang tidak terpakai juga uang yang akan didonasikan bagi pelajar di Indonesia. Mulanya, gerakan ini hanya ditujukan untuk membantu pelajar di wilayah Jakarta dan sekitarnya saja. Namun, seiring berjalannya waktu donasi yang dibuka melalui platform penghimpun donasi Kitabisa.com ini terus bertambah. Sejauh ini sudah terkumpul 282 juta dari target donasi 500 juta. Dana ini nantinya akan disalurkan kepada yang membutuhkan dalam bentuk ponsel, paket data hingga aksesoris ponsel.

Tak sampai di situ, para jurnalis yang tergabung dalam Wartawan Lintas Media ini pun mengajak masyarakat yang bersedia menjadi relawan untuk mendampingi para pelajar penerima bantuan ponsel. “Setelah ponsel diberikan, para relawan Teman Belajar akan memonitor penggunaannya dari jauh. Guna memastikan bantuan yang diberikan tepat guna,” tulis Ghina Ghaliya, inisiator gerakan Ponsel Pintar untuk Pelajar pada akun Twitter pribadinya.

Bantuan serupa juga dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan operator seluler, komunitas hingga masyarakat biasa. Dukungan bagi pelajar pun diberikan dalam berbagai macam bentuk.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) RI memberikan bantuan kuota internet gratis untuk siswa dan guru madrasah. Program bantuan ini ditujukan agar meringankan beban orang tua siswa juga pengajar selama kegiatan PJJ berlangsung. Begitu pun dilakukan oleh perusahaan operator seluler seperti Telkomsel, Indosat dan XL yang juga memberikan kuota gratis bagi pengguna operatornya yang berstatus pelajar. Kuota internet yang diberikan dibatasi hanya untuk mengakses aplikasi belajar daring.

Selain itu, terdapat cafe bahkan warung kopi yang menyediakan Wi-Fi gratis bagi pelajar yang datang ke tempatnya. Salah satunya dilakukan oleh warung kopi Pitu Likur di Surabaya. Selain bertujuan meningkatkan promosi pada usahanya, upaya ini juga dilakukan untuk membantu pelajar mengikuti PJJ secara daring dengan baik.

Pelaksanaan pembelajaran daring menjadi “PR” (pekerjaan rumah) bersama. Kegiatan PJJ secara daring masih menyulitkan sebagian masyarakat Indonesia terutama yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Masa pandemi ini memperlihatkan bahwa kondisi masyarakat Indonesia tidak merata. Banyak orang yang tertinggal dalam segi perekonomian dan pendidikan.

Sebagai makhluk sosial penting untuk bersikap peka terhadap kondisi lingkungan sekitar. Bantuan berupa dukungan moral, donasi ponsel serta internet gratis dan sebagainya seperti yang dilakukan pihak-pihak di atas dapat menjadi contoh yang baik. Mari bersama-sama bantu dan dukung pelajar di seluruh Indonesia mendapatkan akses dan fasilitas yang cukup dalam mengikuti PJJ selama pandemi.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna

Editor: Yusnaeni