Pandemi Corona Belum Berakhir, Kini Muncul Klaster Corona Baru Di Beijing

Ketidakadaannya kasus poitif Corona di Beijing bukan menyatakan kondisi di sana aman, akan tetapi membuat kaget ketika muncul kasus baru

Sebelumnya, Beijing tidak melaporkan adanya kasus baru selama 56 hari berturut-turut hingga sebuah klaster baru diidentifikasi, Kamis (11/6/2020).

Pada hari Sabtu (13/6/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa seluruh kasus baru yang diidentifikasi telah diisolasi dan tengah dirawat.

Kabar ini membuat pihak yang bersangkutan kembali untuk menelusuri sumber klaster dan hubungan antar kasus melalui penelusuran kontak dan pengurutan genetik dari sampel.

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Mike Ryan mengatakan, penting mencari faktor-faktor risiko spesifik, situasi, perilaku, dan konteks, dimana penularan telah terjadi di klaster-klaster tersebut, untuk mencegah terjadinya wabah yang lebih luas.

Mayarakat dihimbau untuk tenang dan tetap waspada

Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove mendesak kewenangan kesehatan untuk tetap waspada dengan banyaknya negara yang menghadapi kemunculan kasus-kasus baru virus corona. Dikutip dari CNBC, (15/6/2020).

"Seluruh negara harus tetap siap. Jadi, sangat penting bagi negara-negara untuk memiliki sistem yang dapat mengidentifikasi kasus terduga dengan cepat dan melakukan pemeriksaan," kata Verkhove.

Isolasi, penelusuran kontak, dan karantina dilakukan bagi seluruh negara untuk memastikan agar tidak mengalami kemunculan kasus-kasus baru dapat dikendalikan dengan cepat.

"Semua negara harus bersiap dengan episentrum itu dan mencegah kemungkinan menjadi tempat selanjutnya bagi kasus-kasus baru untuk muncul," tambahnya. Kondisi di Beijing Kemunculan kasus-kasus baru pun membuat kewenangan di Beijing melakukan sejumlah langkah cepat. 

Beijing saat ini ditetapkan dengan status risiko sedang akan adanya kasus baru ini.

Setelah itu, kompleks perumahan dan orang-orang yang berisiko tinggi diberikan strategi seperti, memberi pagar bagi beberapa bagian ibu kota Tiongkok dengan pos pemeriksaan keamanan.

Orang-orang yang dikarantina dan perumahan yang telah ditutup akan mendapatkan makanan dan obat-obatan yang telah disebutkan oleh otoritas kesehatan.

"Situasi pandemik di ibu kota sangat serius. Saat ini, kita harus mengambil langkah tegas untuk menghentikan penyebaran Covid-19" kata juru bicara Xu Hejian.

Lonjakan mencapai 106 kasus baru

Kegiatan olahraga dan tempat hiburan telah ditutup untuk merespon lonjakan kasus baru.

Lokasi pelatihan yang digunakan oleh tim sepak bola Beijing Super League, Guoan, diduga berada didistrik yang sama dengan sumber wabah. Kemudian mereka telah diperiksa dan  diberikan waktu libur satu minggu .

Wabah yang dimaksud ini terkait dengan 106 kasus baru virus corona, termasuk 27 kasus yang dilaporkan pada Selasa (16/6/2020).

Sejak 30 Mei 2020, pasar makanan grosir di barat daya Beijing yang menjual ribuan ton makanan sehari dan telah dikunjungi oleh lebih dari 200.000 sebagai penelusuran kemunculannya.

Peraturan karantina tidak hanya dilakukan bagi warga yang berdekatan dengan Beijing, namun Yunnan yang ada di bagian selatan pun telah mengeluarkan peraturan perihal tersebut juga.

Sementara itu, ada kewajiban karantina selama 14 hari untuk semua kedatangan dari daerah berisiko yang dikeluarkan oleh pihak berwenang Shanghai.

Pekerja yang telah diperiksa sejumlah kurang lebih dari 8.000 pekerja dan akan dikirim ke fasilitas karantina terpusat.

Adapun pasar basah Beijing lainnya, pasar bawah tanah, dan lebih dari 30.000 restoran tengah didisinfeksi.

Ketidakadaannya kasus poitif Corona di Beijing bukan menyatakan kondisi di sana aman, akan tetapi membuat kaget ketika muncul kasus baru

Sebelumnya, Beijing tidak melaporkan adanya kasus baru selama 56 hari berturut-turut hingga sebuah klaster baru diidentifikasi, Kamis (11/6/2020).

Pada hari Sabtu (13/6/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa seluruh kasus baru yang diidentifikasi telah diisolasi dan tengah dirawat.

Kabar ini membuat pihak yang bersangkutan kembali untuk menelusuri sumber klaster dan hubungan antar kasus melalui penelusuran kontak dan pengurutan genetik dari sampel.

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Mike Ryan mengatakan, penting mencari faktor-faktor risiko spesifik, situasi, perilaku, dan konteks, dimana penularan telah terjadi di klaster-klaster tersebut, untuk mencegah terjadinya wabah yang lebih luas.

Mayarakat dihimbau untuk tenang dan tetap waspada

Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove mendesak kewenangan kesehatan untuk tetap waspada dengan banyaknya negara yang menghadapi kemunculan kasus-kasus baru virus corona. Dikutip dari CNBC, (15/6/2020).

"Seluruh negara harus tetap siap. Jadi, sangat penting bagi negara-negara untuk memiliki sistem yang dapat mengidentifikasi kasus terduga dengan cepat dan melakukan pemeriksaan," kata Verkhove.

Isolasi, penelusuran kontak, dan karantina dilakukan bagi seluruh negara untuk memastikan agar tidak mengalami kemunculan kasus-kasus baru dapat dikendalikan dengan cepat.

"Semua negara harus bersiap dengan episentrum itu dan mencegah kemungkinan menjadi tempat selanjutnya bagi kasus-kasus baru untuk muncul," tambahnya. Kondisi di Beijing Kemunculan kasus-kasus baru pun membuat kewenangan di Beijing melakukan sejumlah langkah cepat. 

Beijing saat ini ditetapkan dengan status risiko sedang akan adanya kasus baru ini.

Setelah itu, kompleks perumahan dan orang-orang yang berisiko tinggi diberikan strategi seperti, memberi pagar bagi beberapa bagian ibu kota Tiongkok dengan pos pemeriksaan keamanan.

Orang-orang yang dikarantina dan perumahan yang telah ditutup akan mendapatkan makanan dan obat-obatan yang telah disebutkan oleh otoritas kesehatan.

"Situasi pandemik di ibu kota sangat serius. Saat ini, kita harus mengambil langkah tegas untuk menghentikan penyebaran Covid-19" kata juru bicara Xu Hejian.

Lonjakan mencapai 106 kasus baru

Kegiatan olahraga dan tempat hiburan telah ditutup untuk merespon lonjakan kasus baru.

Lokasi pelatihan yang digunakan oleh tim sepak bola Beijing Super League, Guoan, diduga berada didistrik yang sama dengan sumber wabah. Kemudian mereka telah diperiksa dan  diberikan waktu libur satu minggu .

Wabah yang dimaksud ini terkait dengan 106 kasus baru virus corona, termasuk 27 kasus yang dilaporkan pada Selasa (16/6/2020).

Sejak 30 Mei 2020, pasar makanan grosir di barat daya Beijing yang menjual ribuan ton makanan sehari dan telah dikunjungi oleh lebih dari 200.000 sebagai penelusuran kemunculannya.

Peraturan karantina tidak hanya dilakukan bagi warga yang berdekatan dengan Beijing, namun Yunnan yang ada di bagian selatan pun telah mengeluarkan peraturan perihal tersebut juga.

Sementara itu, ada kewajiban karantina selama 14 hari untuk semua kedatangan dari daerah berisiko yang dikeluarkan oleh pihak berwenang Shanghai.

Pekerja yang telah diperiksa sejumlah kurang lebih dari 8.000 pekerja dan akan dikirim ke fasilitas karantina terpusat.

Adapun pasar basah Beijing lainnya, pasar bawah tanah, dan lebih dari 30.000 restoran tengah didisinfeksi. (ani/nab)